Selasa, 03 Juli 2012

Pangeran Bawah Laut

Hari ini ada seseorang yang bercerita keluh kesahnya kepadaku. Ia bercerita bahwa ia mencintai laki-laki yang mencintai orang lain. Bukan hal yang baru, diluar sana kerap kali terjadi, dan aku meyakinkan dia bahwa dia tak pernah sendiri. 


Aku mendengarkannya dengan seksama, ikut merasuk dalam hanyut perasaannya yang tenggelam dalam rasa pilu. Aku tidak berkata aku tahu yang ia rasakan, namun aku memberitahunya bahwa...


AKU MENGERTI, yang ia rasakan. Aku menemaninya sampai ia merasa lebih baik, walaupun belum sembuh. Setidaknya aku merasa lega dapat menjadi seseorang yang dipercaya untuk menyimpan kisah ironisnya. Kisahnya memberiku inspirasi untuk melakukan satu hobiku sejak kecil yaitu menulis puisi. Judulnya, Pangeran Bawah Laut.


Kutatap dirinya, dan ya...
Dia seorang pangeran bawah laut
Enggan melebur dalam kisah
Tak kuasa membayang diri kan berpaut


Aku tahu, dia tak kan tahu
Namun dia tahu, dan tak ingin tahu
Pun kutunggu fajaar membelah
Turut sertakah batin menggugah?


Ia bidadari titisan embun
Batin menyeruak, ketenangan
Penantian pangeran tak lagi tabu
Ia bukan sekedar makhluk fana impian


Berbahagialah,kamu.
Kamu, pangeran bawah laut.
Genggam kokoh medali berperunggu
Terbuat dari sulur hatiku.


Berbahagialah,kamu.
Sang khayal belahan hati.
Hatur kan izin tuk bertamu.
Bawalah jua, jantung hati ini.


For anyone out there, just be strong. Life must go on. Sakit hati itu wajar, itu adalah pembelajaran, bukan kutuk atau kesialan dalam hidup. Kamu harusnya bangga, masih bisa merasakannya dalam hati, karena gak semua orang bisa menghargai dan merasakan itu. :) be strong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar